Kamis, 10 Februari 2011

Penambahan Rincian Urusan

Tulisan ini merupakan sambungan terhadap tulisan ”Urusan Pemerintahan Sisa”. Seiring berjalannya waktu, pengertian urusan sisa ini masih belum memberikan suatu definisi yang tegas atau lugas. Sepanjang forum yang pernah diikuti penulis belum ada contoh riil atas urusan dalam konteks urusan sisa sebagaimana diatur dalam PP No. 38/2007. Narasumber dari Kemendagri dalam beberapa forum pertemuan, memberikan contoh/misal meteor jatuh, pemanfaatan tenaga angin laut untuk pembangkit listrik atau munculnya delta di pertemuan dua atau lebih sungai. Sedangkan seorang pakar administrasi pemerintahan dari UGM dalam forum yang difasilitasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Provinsi DIY pada Juli 2008 di UIN Hotel menyatakan sebenarnya secara konsep dan peraturan urusan telah terbagi habis, sehingga urusan sisa semestinya tidak diatur.
Pemerintah Provinsi DIY menyikapi pengaturan urusan sisa dalam PP 38 Tahun 2007 tidaklah begitu merespon untuk mencari wujudnya di daerah. Halyang dilakukan adalah merespon urusan riil ada dan atau ditangani (termasuk di dalamnya kekhasan/kekhususan  yang ada di DIY), namun tidak tercantum atau terwadahi dalam Lampiran PP 38 Tahun 2007 vide Perda DIY Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY.
Dengan demikian, urusan-urusan sebagaimana tercantum dalam Perda DIY Nomor 7 Tahun 2007 dipandang perlu ada penambahan rincian urusan sesuai dengan situasi dan kondisi riil di DIY. Hal ini dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Indikasi adanya urusan yang tidak terakomodir muncul saat penyusunan Raperda Urusan DIY. Realita ternyata ada urusan yang riil ada dan atau ditangani oleh Pemerintah Provinsi DIY (“urusan sisa”–urusan tambahan). Pemerintah Provinsi DIY memandang perlu terdapatnya kejelasan dan kepastian terhadap urusan yang ditangani tersebut. Oleh karena itu, perlu segera dibuat kebijakan daerah sebagai “tambahan urusan” dari urusan pemerintahan sebagaimana telah tertuang dalam Perda DIY No. 7/2007.
Pengertian urusan tambahan di sini adalah urusan-urusan yang diidentifikasi/ diinventarisasi sebagai urusan yang tidak tercantum baik pada sub bidang, sub-sub bidang maupun rincian urusan dalam Perda DIY Nomor 7 Tahun 2007. Urusan-urusan tersebut perlu segera ditindaklanjuti dalam suatu kebijakan daerah yang melengkapi rincian urusan dalam Perda sebagai urusan tambahan atau tambahan urusan.
Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi DIY telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penambahan Rincian Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan pada 30 April 2010. Penambahan rincian urusan pemerintahan wajib meliputi pada bidang urusan:
a.  pendidikan;
b.  kesehatan;
c.   lingkungan hidup;
d.  pekerjaan umum;
e.  koperasi dan usaha kecil dan menengah;
f.    kependudukan dan catatan sipil;
g.  pertanahan;
h.  otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;
i.    kebudayaan;
j.    kearsipan; dan
k.   perpustakaan.
       Penambahan rincian urusan pemerintahan pilihan meliputi bidang urusan:
a. kelautan dan perikanan;
b. pertanian;
c. energi dan sumber daya mineral;
d. perindustrian; dan
e. perdagangan.

Keseluruhan terdapat 120 tambahan rincian urusan pada 12 bidang urusan wajib dan 5 bidang urusan pilihan. Sebagaimana tercantum dalam Perda DIY Nomor 7 Tahun 2007, bahwa rincian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi DIy menjadi landasan untuk penyelenggaraan otnomi, penataan kelembagaan daerah, penempatan personil, penetapan alokasi anggaran dalam APBD. Adapun penambahan rincian urusan sebagaimana tercantum dalam Pergub DIY No. 13 Tahun 2010 sebagaimana tabel di bawah ini


Sebagaimana diatur dalam Perda 7 Tahun 2007, pergub ini menjadi dasar dalam perencanaan program kegiatan, penganggaran, struktur organisasi perangkat daerah. Dalam Pergub ini diatur bahwa Pemerintah Provinsi DIY mempunyai kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pendidikan khusus dan layanan khusus. Tentu dalam penetapan urusan ini melalui mekanisme “duduk bersama” dan kesepakatan dengan kabupaten/kota. Sebelum ada pengaturan ini. Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus merupakan sutau jenis pendidikan tersendiri karena tidak diatur secara jelas dan lugas. Dalam kalkulasi dengan mempertimbangkan prinsip pembagian urusan, pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus akan berhasil guna dan berdaya guna serta efisien bila ditangani oleh Pemerintah Provinsi DIY. Terlalu besar resources yang harus disediakan dan cost yang harus dikeluarkan bila urusan ini ditangani kabupaten/kota. Pergub DIY Nomor 13 Tahun 2010 dapat diunduh di sini.
(file dalam bentuk bookfold, print out berbentuk buku. Pilih opsi di jendela Print, even pages lalu odd pages. Jangan lupa dibalik, disusun lagi sebelum print lagi dalam subset odd pages)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar